Halo traveler! Kali ini kami menyajikan info tempat yang menarik untuk dikunjungi yaitu Pura Pegulingan atau nama lainnya adalah Pura Jempana Manik. Pura Pegulingan merupakan Candi Budha terbesar di Bali yang berada di desa Basangambu,Kecamatan Tampaksiring,Bali. Cukup menempuh 1 jam perjalanan dari kota Denpasar atau 20 menit dari Ubud,kita akan sampai ketempat ini melalui jalur ke Kintamani. Untuk mencapai pura ini, kita harus parkir disebelah timur area pura,kemudian berjalan sekitar beberapa menit menuju area pura. Kita akan disuguhkan pemandangan sawah yang indah serta aktivitas petani lokal selama perjalanan. Setelah itu kita harus memakai sarung atau selendang untuk memasuki pura,tapi kalau tidak membawa, mereka sudah menyediakannya. Saat memasuki area pura,kita langsung menjumpai banyak candi dan salah satunya stupa yang besar di bagian Jeroan atau area utama pura. Seperti kebanyakan pura di Bali, area pura terbagi menjadi 3 bagian yaitu : Nista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala.
Bagian Nista Mandala adalah bagian luar pura dimana pada bagian ini kita bisa menemukan sebuah wantilan yang bisa digunakan untuk pertunjukan tarian. Kemudian di Bagian Madya mandala atau bagian tengah, kita akan menemukan beberapa bangunan seperti,Bale Gong, Peratengan atau dapur yang digunakan saat upacara piodalan dan patung Budha kecil dalam posisi duduk dibawah pohon Bodhi. Dibagian Utama Mandala atau bagian utama (jeroan) terdapat candi-candi hindu disebelah timur dan stupa besar dibagian tengah. Kemudian disebelah barat terdapat bangunan untuk menyimpan relief dan patung-patung kuno peninggalan jaman dulu serta dokumentasi tentang hal tersebut.
Berdasarkan Lontar Usana Bali,diuraikan bahwa Pura Pegulingan pada tahun caka 1100 atau 1178 masehi pada masa pemerintahan Raja Masula Masuli. Tapi baru ditemukan pada awal Januari 1983 pada saat Krama Desa Adat Basangambu bekerja menurunkan batu padas pada bangunan tepas guna dapat didirikan sebuah padmasana Agung, ditemukan beberapa benda kekunaan seperti Arca dan pragmen lainnya. Semakin kedalam lalu ditemukan pondasi bersegi delapan, maka oleh bendesa adat (Jro Mangku Wayan Periksa) pekerjaan dihentikan, kemudian langsung dilaporkan ke Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bali di Bedulu Gianyar. Atas laporan itu maka petugas purbakala langsung mengadakan peninjauan ke pura pegulingan. Mengingat sangat pentingnya temuan-temuan itu, dipandang perlu untuk diadakan penelitian lanjutan, untuk hal tersebut pihak kantor suaka mengadakan pertemuan dengan Krama Desa Pengemong beserta semua penjuru, untuk minta persetujuan rencana kerja yang akan dilaksanakan di Pura Pegulingan.
Setelah mendapat persetujuan krama pengemong, maka penelitian dan penggalian dilakukan oleh Kantor Suaka dari Juli sampai Desember 1983.
Selama penggalian ditemukan antara lain pondasi bangunan segi delapan, arca Budha, kotak batu padas berisi material tanah liat yang bertuliskan Formula Ye-Te dengan huruf Pranagari berbahasa Sansekerta yang menguraikan mantra agama Budha Mahayana mengenai ajaran Dharma.
Untuk berkunjung ke pura ini anda hanya membayar donasi dan mengisi guest book yang sudah disediakan karena tempat ini belum begitu ramai dikunjungi tamu. Selain itu akan tidak akan terganggu dengan kehadiran pedagang ancung disini sehingga anda bisa merasa nyaman berkunjung disini. Silahkan tambahkan Pura Pegulingan didaftar wisata anda. Happy travelling!
Author & Photo : I Wayan Sudayasa
Source : purapegulingan.wordpress.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pura Pegulingan"
Posting Komentar